SAJAK
Beban
memang tak ada apa-apanya bila senyumnya slalu mengalir demi semangatku.
Hati
ini seperti berdebar berirama ketika ku usap manis manjanya.
Tak ada
satupun lembaran baru yang tercoret sama dengan memori indahnya. Karena dia
Gerumulan pemungut datang
dengan sebongkah plastik bekas
Pahlawan kecil yang
berjasa tanpa satupun gelar
Teladan yang hidup
dibawah kolong langit, dan tak ternilai.
Yang tak percaya apa itu
takdir, karena takdir ada pada semangatnya.
______________________________________________________________________
MIMPI SI KERDIL
ayolah kawanan kerdil naik ke punggungku ikut aku terbang
karna cuma aku,kamu,dan kalian yg bisa buat smuanya bangga.
sekolah lah kau sbg pelajar tanggap dan bukan pintar.
bantu wakil Tuhan mu , senangkan hati mereka sblm mreka cuma
bisa duduk di surga dan menangis mlihat kebiadabanmu sprt kaum penguasa.
kamu boleh bersenangsenang skrg tp diumur 66 kamu akan bertemu saudara
yg namanya 'menyesal'
dan km yg punya kerendahan hati utk berjuang dr awal,kamu solid, dan kamu pantas tersenyum kelak.
______________________________________________________________________
Dua kata yg saling berlawanan
Yang baku hantam diantara masa peperangan antar
zaman
Yang bangkit dan tunduknya sulit ditebak
Paradigmanya adalah setiap insan yg hanya
mampir minum saja didunia ini
Setiap insan tak akan tahu berapa detik,berapa
jam,dan berapa hari perjalanan mereka
Bahkan tidak harus pada hitungan tahun, mereka
sudah diangkat diatas palungan dunia.
Hukumnya adalah
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Lonceng adalah bagaimana burung berkicau, air
gemercik, dan bulu-bulu yang melayang syahdu
Seperti salju yang turun dari lazuardi
Begitu pula betapa damainya sang lonceng
Kuning emas gemerlap yang tampak,
Layaknya anak desa yang lugu dan suka menolong
Diatas pegunungan nan hijau tersapu kabut
layaknya hitam putih kehidupan
Dibalik keluguan sang lonceng,terselubung ______________________________________________________________________
Selamat
malam,
Jendela
sajak membuka syahdunya. Keheningan mengalun pada ketenangan akan keterpurukan.
Malah tangis yang tercipta. Sejenak pribadi mengingat suka duka masa kelam. Entah
mengapa, manusia selalu kalah dengan masalahnya. Setiap ada problema yang
mengusik, mereka selalu larut dalam tangisnya. Justru emosi yang mengemban-emban
secara perlahan merasuk pada larutnya kesedihan, itu yang membakar api yang
berkobar-kobar. Semakin semangat berjalan, tertatih bukan halangan, tanjakan
pun ia sebrangi, dan duri yang tajam pun mereka mampu utak-atik hingga tumpul dan
tak lagi tajam. Itu semua berkat emosi mereka.